Pustakamanah.com – Konflik agraria di rempang benar-benar menyita banyak perhatian masyarakat indonesia, pro kontra antara masyarakat dan pemerintah tidak lagi sebatas dialog di atas meja, namun sudah menjadi konflik yang mengkhawatirkan. Pembangunan yang dianggap pro investor ini menuai berbagai reaksi dari kalangan masyarakat dan sejumlah ORMAS di indonesia, salah satunya adalah SYARIKAT ISLAM (SI).SYARIKAT ISLAM (SI) di dalam press release-nya memandang bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam rangka menciptakan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa adalah hal yang bagus, namun tetap harus memperhatikan hak-hak dan martbat rakyat dan nilai-nilai keadaban yang berdasarkan pancasila. Pembangunan dengan melalui investasi baik itu investasi swasta atau pemerintah adalah suatu usaha dalam memajukan dan mensejahterakan rakyat, Namun kegiatan investasi tidak boleh mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, hak-hak asasi manusia, hak-hak warga negara, kedaulatan hukum, keutuhan dan kerukunan sosial serta persatuan Indonesia. Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut haruslah dihindari, karena akan mencederai nilai-nilai kemerdekaan dan kemanusiaan.
Syarikat Islam memandang bahwa pemerintah harus memperhatikan hak- hak rakyat, menghormati tradisi dan budaya lokal yang merupakan akar budaya nasional Indonesia, mengedapankan dialog, langkah persuasif dan musyawarah dalam menyelesaikan setiap masalah dan dampak pembangunan investasi, menjauhi tindakan represif dan kekerasan. Setiap kegiatan pembangunan dan investasi harus memberikan manfaat langsung yang dirasakan oleh rakyat Indonesia terutama rakyat yang terkena dampak langsung dari investasi di sekitar lokasi. Syarikat Islam (SI) juga ” Menghimbau kepada masyarakat untuk menjauhi sikap curiga yang berlebihan atas kegiatan pembangunan, membuka dialog dan masyawarah untuk menyelesaikan setiap masalah berdasarkan nilai-nilai adi luhung dan budaya bangsa yang kita miliki. Dalam rangka menciptakan suasana damai dan ketenangan masyarakat, agar menghindari konflik yang tidak perlu, tetap bersikap kritis, melakukan tabayun, check and recheck dan menyaring setiap informasi yang diterima melalui berbagai media informasi dan tidak terpengaruhi berita hoaks dan provokasi.” (R/Gml)